Baru-baru ini, sebuah berita mengenai identifikasi pelanggan institusi keuangan yang bocor telah menarik perhatian luas di pasar. Diketahui, seseorang di sebuah forum internet luar negeri mengklaim dapat menjual data pelanggan dari beberapa institusi keuangan, yang mencakup 800.000 data pelanggan dari sebuah bank di Shanghai, 100.000 data pelanggan dari sebuah bank pembangunan, 460.000 data pribadi pengguna kartu kredit dari sebuah bank dagang, serta 100.000 data dari sebuah perusahaan asuransi. Informasi yang diduga bocor ini mencakup nama, nomor identifikasi, nomor ponsel, data simpanan, dan alamat rumah, serta berbagai informasi sensitif lainnya.
Menanggapi situasi ini, seorang pejabat terkait dari sebuah bank di Shanghai memberikan tanggapan. Pejabat tersebut menyatakan bahwa mereka telah memverifikasi dan mencocokkan "informasi pelanggan" yang diklaim. Hasilnya menunjukkan bahwa informasi pelanggan yang disebutkan tidak mencakup informasi rekening bank dari bank tersebut, dan juga tidak sesuai dengan elemen kunci dari informasi pelanggan yang sebenarnya. Oleh karena itu, bank tersebut menilai bahwa informasi pelanggan yang disebutkan tidak berasal dari kebocoran data bank tersebut, dan tidak menutup kemungkinan bahwa informasi pelanggan bank yang disebutkan tersebut dipalsukan, dirangkai, dan dijual oleh beberapa oknum yang berniat untuk mendapatkan keuntungan yang tidak sah.
Perlu dicatat bahwa hari ini sebuah perusahaan asuransi dan sebuah bank juga membantah kebenaran dari informasi klien yang konon beredar di internet.
Peristiwa ini sekali lagi mengingatkan kita akan pentingnya keamanan informasi pribadi dan perlindungan data yang tidak boleh diabaikan di era digital saat ini. Institusi Keuangan seharusnya memperkuat manajemen keamanan informasi, sementara publik juga perlu meningkatkan kesadaran keamanan informasi mereka dan berhati-hati dalam melindungi privasi pribadi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
20 Suka
Hadiah
20
10
Bagikan
Komentar
0/400
SandwichTrader
· 07-22 04:35
Keluar rumah untuk membeli sayuran saja takut di-hack
Lihat AsliBalas0
ForkTrooper
· 07-21 15:00
Benarkah? Bocor lagi?
Lihat AsliBalas0
AirdropCollector
· 07-21 03:19
Data yang benar-benar bocor bisa dibilang bohong?
Lihat AsliBalas0
EntryPositionAnalyst
· 07-20 09:31
Ada orang yang masih mencuri data, ya? Tidak belajar dari pengalaman.
Lihat AsliBalas0
BoredApeResistance
· 07-20 09:25
Siapa yang percaya bahwa akan ada masalah pagi dan sore?
Lihat AsliBalas0
MrRightClick
· 07-20 09:23
Ini bukan perilaku pancingan dari regulator, kan?
Lihat AsliBalas0
SpeakWithHatOn
· 07-20 09:14
Datang lagi untuk menipu orang? Percaya atau tidak?
Lihat AsliBalas0
RektHunter
· 07-20 09:14
Siapa yang percaya pada jebakan omong kosong ini?
Lihat AsliBalas0
PensionDestroyer
· 07-20 09:07
Cuma ini? Sudah berapa kali premature?
Lihat AsliBalas0
rugpull_ptsd
· 07-20 09:05
Informasi semuanya palsu? Aktivitas sehari-hari anjing pelari.
Data pelanggan dari beberapa institusi keuangan diduga bocor, respon resmi menyatakan data tidak akurat
Baru-baru ini, sebuah berita mengenai identifikasi pelanggan institusi keuangan yang bocor telah menarik perhatian luas di pasar. Diketahui, seseorang di sebuah forum internet luar negeri mengklaim dapat menjual data pelanggan dari beberapa institusi keuangan, yang mencakup 800.000 data pelanggan dari sebuah bank di Shanghai, 100.000 data pelanggan dari sebuah bank pembangunan, 460.000 data pribadi pengguna kartu kredit dari sebuah bank dagang, serta 100.000 data dari sebuah perusahaan asuransi. Informasi yang diduga bocor ini mencakup nama, nomor identifikasi, nomor ponsel, data simpanan, dan alamat rumah, serta berbagai informasi sensitif lainnya.
Menanggapi situasi ini, seorang pejabat terkait dari sebuah bank di Shanghai memberikan tanggapan. Pejabat tersebut menyatakan bahwa mereka telah memverifikasi dan mencocokkan "informasi pelanggan" yang diklaim. Hasilnya menunjukkan bahwa informasi pelanggan yang disebutkan tidak mencakup informasi rekening bank dari bank tersebut, dan juga tidak sesuai dengan elemen kunci dari informasi pelanggan yang sebenarnya. Oleh karena itu, bank tersebut menilai bahwa informasi pelanggan yang disebutkan tidak berasal dari kebocoran data bank tersebut, dan tidak menutup kemungkinan bahwa informasi pelanggan bank yang disebutkan tersebut dipalsukan, dirangkai, dan dijual oleh beberapa oknum yang berniat untuk mendapatkan keuntungan yang tidak sah.
Perlu dicatat bahwa hari ini sebuah perusahaan asuransi dan sebuah bank juga membantah kebenaran dari informasi klien yang konon beredar di internet.
Peristiwa ini sekali lagi mengingatkan kita akan pentingnya keamanan informasi pribadi dan perlindungan data yang tidak boleh diabaikan di era digital saat ini. Institusi Keuangan seharusnya memperkuat manajemen keamanan informasi, sementara publik juga perlu meningkatkan kesadaran keamanan informasi mereka dan berhati-hati dalam melindungi privasi pribadi.